Sabtu, 11 Oktober 2014

FF YUNJAE | WAITING FOR YOU | CHAPTER 1

Tittle : Waiting for you

Author : Carissa Indraeni

Genre : Yaoi

Author : Carissa :*

Cast : OT5, others

Length : Yaoi 

Rating : Romance, Hurt, Mprg 


WARNING !! DONT LIKE DONT READ Author Cinta kedamaian *Kibar Bendera(?) 
NO BASH ! DONT BE A SILENT READER !! COMMENT PLEASE !

NB: Sebelumnya saia mau ngeport ePeP lama saia yang udah kena fakum berapa taun kagak diurus2 -_- saia mau melanjutkannya wkwkwkw xD 



Cekitdot(?)


*****

AUTHOR POV
Sinar mentari yang cerah masuk dari sela-sela kain transparan jendela rumah yang mendominasikan keklasikan terhadap rumah bercatkan warna cerah itu. Cahaya itu menggangu tidur namja cantik dari mimpinya. Mimpi yang sangat membuatnya merasakan sakit yang mendalam.
“nggghh..” lenguhan dari bibir cherry itu.
Ia membuka mata besar nan bening dan melihat ke arah meja kecil disamping tempat tidurnya, menatap jam miliknya.
“Sudah jam 7 pagi.”
Ia mendudukkan diri disisi ranjang ukuran sedang itu. Namja cantik itu terdiam cukup lama sampai tetesan bening itupun jatuh mengalir dipipi indahnya. Isakan kecil keluar dari bibir cherry itu.
“Hikkss… hikkss.. appo.” Isaknya.
Namja cantik itu mengeratkan kekepalan tangannya menahan sakit yang ia rasakan selama 7 tahun ini.
[“Bisakah aku menunggumu?.”]
[“Mianhaeyeo, jeomal mianhae.”]
 “hikkss… appo.. aniyeo.. hikkss..”
Ingatan masa lalu itu kembali datang kepada namja cantik itu. Disaat namja cantik itu menangis, handphonenya berbunyi cepat-cepat ia menghapus air mata yang mengalir dipipinya dan menggangkat panggilan yang entah dari siapa.
“Yeoboseo?.” Tanyanya dengan nada sedikit terisak.
Panggilan yang benar-benar tidak ia kenali. Nugu?.
“Hhaha… “ suara tawa seseorang dari seberang membuat namja cantik itu mengerutkan alisnya.
“Ya, Nuguseyeo?.” Tanyanya dengan nada halus namun tegas.
“Ya!!! Kim Jaejoong Hyung kau melupakanku eoh?.” Kata namja itu sambil tertawa pelan. Jaejoong terdiam menginggat-ingat suara namja ini. Sesaat kemudian.
“Kau, Shim Changmin?.” Namja cantik itu akhirnya membuka suara.
“Aigoo.. Pintar. Tepat. Ternyata kau menggingatku hyung. Kukira kau melupakanku.”
“Pabo, mana mungkin aku melupakanmu. Yang ada kau yang lupa denganku.”
Mereka asik berbicara melepas kerinduan yang tersimpan. Well Changmin sekarang sudah berkerja menjadi Derektur perusahan appanya yang berada di Tokyo. Perusahan keluarga Shim memang selalu berkerja sama dengan perusahan lain, maka tidak heran kalau Changmin putra tunggal dari keluarga Shim itu harus pulang-pergi dari Korea. Karena ia harus berkerja sama dengan perusahaan Cho maka ia datang keKorea sekalian bertemu dengan sahabat-sahabatnya.
“Ja, hyung bagaimana jika nanti jam 10 kita pergi. Aku akan mengajakmu ke Cafénya si Yoochun hyung, kudengar dia membuat menu baru dicafénya. Kau mau?.”
“Minnie~ aku pikirkan nde, kau pasti tau pelanggan Bolero shop makin lama makin banyak.” Jaejoong hanya tersenyum ketika sahabat atau bisa dibilang dongsaengnya ini marah-marah dengat imutnya.
“Hyung, ayolah. Aku juga akan memperkenalkan sepupu  pemilik perusahan Cho. Jaebalyeo hyung.”
Terdengar tawa pelan dari Jaejoong. Jaejoong yakin saat ini Changmin pasti sedang memperlihatkan puppy eyes yang terkesan evil itu.
“nde arraseo aku akan datang.”
“Jinjayeo?? Yey hyung kau memang the best.”
Jaejoong hanya tertawa mendengar suara tinggi namja berwajah keanak-anakan itu. See Changmin memang bersifat bocah.
“Okay, jam 10 nde hyung. Aku tunggu di Café tea for two.”
‘Mwoya? Di Café itu?.’ Jaejoong membulatkan mata dan terdiam. Ingatan masalalunya kembali datang. Rasa perih didadanya kembali dirasakan. Sakit. Jaejoong hampir saja menangis lagi tapi tertahankan karena Changmin membuka suara.
“Ya!! Hyung gwenchana?.”
“Ahh Gwenchan. Nde Minnie kapan kau datang?. Aku baru ingat kalau kau berkerja di Jepang.”
“Hyung nanti saja aku berceritanya. Aku ingin menyelesaikan proyekku dulu. Annyeong.” Changmin menutup teleponnya, sedangkan Jaejoong?. Dieratkannya genggaman dari handphonenya dan beberapa menit kemudian Jaejoong kembali terisak.

@10 p.m
In Café tea for two

JAE POV

Aku memarkirkan mobilku didepan café yang dijanjikan Changmin. Aku melihat dengan intens café itu.
“Kenangan itu ada disini, tepat disini. Yang terakhir.” Aku tersenyum miris menatap bangunan bercatkan hijau dan cream itu. Aku enggan masuk kedalam café yang dimiliki oleh sabatku. Park Yoochun. Dulu pemilik café ini adalah Ummanya Yoochun tapi semenjak ummanya pergi ke Gwanju Yoochunlah yang meneruskan membangun café ini dengan kekasihnya.
CEKLEK
Kubuka pintu mobilku kemudian menutup dan menguncinya. Kulangkahkan kakiku dengan malas. Kugenggam kenop pintu kaca itu. Aku masuk kedalam café, mataku mencari keberadaan namja tinggi itu. Dan sampai mataku tertuju kepada seseorang yang melambaikan tangannya kearahku.
“Hyung disini.” Kegirangan kah dia? Aku mencoba menarik senyum semanis mungkin dihadapannya. Kulangkahkan kakiku menuju mejanya. Meja itu tempat favoritku berdekatan dengan jendela panjang dan besar itu. Aku menyukai tempat itu. Tepat saat berada didepan meja itu, namja tinggi itu menghampiriku dan memelukku.
“Hyung, bogoshipoyeo.” Katanya manja. Ia melepaskan pelukan dan menarikku untuk duduk. Tepat didepanku ada seorang namja yang tidak kukenal. Dia memakai kaca mata hitam, baju berkerah berwarna biru lengan panjang, dua bahkan tiga kancingnya terlepas dan dapat dilihat dada yang berotot. Dia sedang memperhatikan keluar jendala dengan menggunakan headphonenya yang dipakainya. Terlihat manly tapi jauh lebih manly dibandingkan dengan “dia”.
“Hyung kenalkan ini hyungku, Kim Jaejoong.” Changmin membuka pembicaraan.
Namja itupun menoleh kearahku, membuka kacamatanya dan mematikan im3nya. Oh God mata itu sangat mirip dengannya. Mata musang miliknya dan milik namja ini. Aku menatap mata itu seolah-olah aku masuk kedalamnya. Tatapan itu sangat lama sampai aku dapat melihat senyuman manis dari dia.
“Annyeong Jaejoongie, Choi Siwon imnida.” Dia menyalurkan tangannya kepadaku, dengan cepat aku membalasnya.
“A-anyeong Siwon~ssii.” Kenapa denganku. Gugup?. Kupasangkan senyum semanis mungkin kehadapannya. Disaat itupula Changmin berdiri dan sepertinya ingin pergi.
“Minnie~ya eddiseo?.” Tanyaku.
“Cari si Jidad lebar hyung. Jaejoongie hyung jangan dekat-dekat dengan Siwon hyung dia playboy sama seperti Yoochun, dan kau Siwon hyung jangan menggoda Jae hyung.” Dengan tatapan membunuhnya changmin , dan jari telunjuknya yang menujuk kepada namja didepanku ini.

END JAE POV
AUTHOR POV

Keheningan muncul diantara Siwon dan Jaejoong. Jaejoong hanya bisa menunduk dan sekali-sekali ia menoleh ke arah jendela untuk melihat orang berlalu-lalang.
“Joongie.”
DEG
Jaejoong membulatkan matanya dan menoleh kearah seseorang yang memanggilnya dengan sebutan kecil itu. Jaejoong menatap Siwon dengan keadaan syok. Panggilan itu.
“Joongie gwenchana?.” Tanya namja itu saat melihat raut perubahan di wajah namja cantik itu.
“nde gwenchana.” Seulas senyum yang memaksa.
“Joongie, aku ingin bertanya.”
“Nde Tanya saja Siwon~ah.” See seulas senyum paksaan.
“Kau… berkerja dimana?.” Tanya Siwon ragu.
“Wae? Kenapa kau bertanya seperti itu?.”
“Ani, hanya saja aku seperti pernah melihatmu. Disuatu tempat.”
Tawa lembut itu terdengar dari bibir cherry itu.
“Mian, maybe kau melihatku dimajalah. Aku berkerja sebagai seseorang perancang busana. Aku punya butik tidak jauh dari café ini.” Jaejoong menarik senyum. Senyum yang semanis ia bisa tersenyum.
“Ahh~ nde. Pantas saja.”
Sunyi. Hanya ada suara pengunjug lain. Kesunyian kembali datang kepada mereka.
“Joongie you’re so beauty.” Ucap Siwon berbisik sambil tersenyum manis. Ige Mwoya?.
Jaejoong hanya bisa tersenyum biasa. Pujian seperti itu bukan yang pertama kalinya saja, tapi sudah berkali-kali. Padahal ia namja tapi semua orang menilainya dengan kata “cantik”.
“Joongie apa kau sudah…” jaejoong menatap Siwon.
“No. I’m not. Aku belum menikah dan aku masih single.” potong jaejoong tegas. Ia tau maksud dari pertanyaan pria ini.
Senyuman siwon mengembang menggambarkan kalau ada kesempatan untuk menjadi teman bukan!! lebih dari sekedar teman.
“Siwon~ ah aku pergi dulu, aku mau memesan.” Jujur saja Jaejoong merasa tidak nyaman berada di tempat itu, dan dia malas dengan menunggu dua temannya itu. Jaejoong pergi menuju tempat pemesanan. Tidak butuh waktu lama Jaejoong sudah berjalan santai menuju mejanya sambil membawa nampan berisikan cap cake dan Honey tea hangat, tapi langkahnya terhenti ketika ia mendengar dua namja yang sedang berdebat di tempat washtafel.
“Mwoya? Hyung jangan bercanda.”
“Aku tidak bercanda, tiang!! Ini serius dan ini kartu undangannya.”
Jaejoong sentak mengetahui siapa suara dua namja itu.
“bagaimana kalau dia tau hyung. Kalau Jung Yunho akan menikah dengan Go Ahra?.”
DEG
Mata Jaejoong membesar, tidak percaya akan pendengarannya. Tangannya lemas, matanya panas, dan dadanya sakit.
PRANG!!
Dua namja itu menoleh dan keluar mendapati Jaejoong sedang berdiri disana. Bahunya bergetar. Ia menangis. Changminpun mendekatinya. Tetapi ketika Changmin akan menyentuh bahu Jaejoong. Jaejoong pergi berlari ke mejanya menggambil tasnya. Ia berlari. Namja bermarga Choi itu bingung melihat Jaejoong tiba-tiba datang dan pergi seperti itu. Sedangkan Changmin dan Yoochun hanya diam.
Jaejoong berjalan cepat menuju mobilnya, dia menangis. Sakit. Jaejoong menggengam dada kirinya.
“appo, jaeomal… appo. Hikkss. Melupakan janjimu? Lupakah?.”
Jaejoong masuk kedalam mobilnya. Mengendarai dengan kecepatan penuh. Dipikirannya hanya ingin pulang dan sendiri, membiarkan ia menangis kembali.

#The Next Day#

Pagi-pagi sekali Jaejoong sudah berada dibutiknya, membersihkan bahkan merapikan rancangan-rancangannya. Ia bahkan sudah berada di ruangannya sambil mengecek ulang pesanan para pelanggannya.
TOK TOK TOK
“Masuk.” Katanya tanpa menoleh kearah pintu.
“Jaejoong~ssii. Ini daftar pelanggan yang ingin segera dikirimkan, dan ini yang ingin mencoba langsung.” Kata salah satu kariyawannya sambil meletakan dua map merah dan hijau dimeja Jaejoong.
“Nde, Gamsahamnida. Kau boleh meninggalkan ruanganku sekarang.”Tidak butuh banyak waktu karyawan itupun pergi dari ruangan.
Jaejoong menggambil map berwarna merah dan mulai melihat siapa yang akan mencoba langsung gaun pengantin itu. Saat jaejoong membaca, ia membulatkan matanya dengan menemukan jadwal pencobaan pakaian wedding itu atas nama “Nona GO dan Tuan Jung”. Jaejoong melempar map itu ke sembarang arah. Kenapa dengannya?. Takutkah?. Jaejoong menggigit jempolnya dan berjalan mondar-mandir. Sampai ketukan pelan membuat jaejoong menoleh.
CLEK
“Jaejoong~ssii ada pengunjung datang kemari.”
Jaejoong menaikan alisnya. Mwoya?. Segera jaejoong pergi dari ruangannya menuju studio nya. Jaejoong menatap yeoja berambut panjang itu. Rambut ikal berwarna coklat, menggunakan short dress putih dan high heels berwarna hitam. Jaejoong mendekati yeoja itu.
“Annyeong hasseo. Bisa kubantu?.” Jaejoong tersenyum ramah kea rah yeoja itu.
Yeoja itupun menoleh dan melihat jaejoong. Jaejoong hanya bisa membulatkan matanya setelah tau siapa yang ada didepannya ini.

TBC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar